Kurang
lebih dalam 5 bulan ke depan bumi pertiwi Indonesia akan merayakan hari jadinya
yang ke-68 tahun. Lama sekali sebelum Indonesia diresmikan lahir ke dunia
Internasional, tragedi penyesalan dari seorang patih di sebuah kerajaan yang
membabi buta menuduh istrinya berselingkuh dengan lelaki lain berujung pada
penusukan istrinya sendiri. Kebenaran
mulai menyeruak bersamaan dengan aroma wangi darah yang keluar dari tubuh sang
istri. Padahal jika kita meminta logika yang berbicara, seharusnya aroma anyir
yang mengiri darah tersebut. Tidak perlu panjang lebar lagi, pasti pembaca
sudah tahu alur tragedi ini bukan?! Sejarah sendiri telah berbicara tegas, dari
tragedi itulah pertama kali tercetus kata “BANYUWANGI” sebagai identitas suatu
daerah yang subur, gemah-ripah, loh jinaweh, dan yang terpenting merupakan
bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kesatuan wilayah tanah dan air
Indonesia.
Siapa
yang tidak tahu Banyuwangi?! Sebuah Kabupaten yang menawarkan beraneka kucuran
nikmat yang tidak sengaja bocor dari surga. Ingin menikmati keindahan pantai?
Tidak tanggung-tanggung, Banyuwangi menawarkan banyak sekali pilihan
diantaranya, Pantai Grajagan, Pantai Pancur, Pantai Sukamade, Mangrove Blok
Bedul, dan masih banyak pilihan yang akan membuat pembaca berhasrat mengunjungi
pantai tadi satu per satu.
Atau
mungkin ingin menambah referensi kuliner daerah yang unik dan lain dari yang
lain? Banyuwangi punya ! Banyuwangi punya rujak soto, sego tempong, nasi santet
lare Banyuwangi, dan masih banyak yang lainnya. Dijamin bikin ngiler.
Berbicara
tentang kelebihan dan hal-hal yang bisa diunggulkan dari Banyuwangi memang
tidak akan pernah menemukan titik akhir. Selain anugerah keindahan alam,
Banyuwangi juga tidak henti-hentinya menggali berbagai potensi yang bisa
semakin memperkenalkan jati dirinya pada dunia Internasional. Setelah sukses
mengadakan Pagelaran Seribu Gandrung beberapa waktu lalu, juga masih
hangat di ingatan tentang Tour de Ijen yang diikuti berbagai negara,
akhir-akhir ini Banyuwangi kembali menunjukkan potensinya, yaitu dengan
dijadikan sebagai Kabupaten percontohan nasional program digital society oleh
PT Telkom.
Mengapa
Banyuwangi dipilih sebagai percontohan nasional? Menurut Ivone alasannya sangat
kuat. Pertama Banyuwangi termasuk daerah di Jawa Timur dengan pertumbuhan
ekonomi yang tinggi. Kedua Banyuwangi merupakan Kabupaten tujuan investor ke-3
di Jatim. “Program digital society hadir untuk memberikan dukungan bagi
pertumbuhan ekonomi Banyuwangi melalui penyediaan information and
communications technologies (ICT),” terang Ivone.
Salah
satu target dari program B-diso adalah pemasangan 10 ribu titik wireless
fidelity (wi-fi) di seantero Banyuwangi. Target tersebut direncanakan akan
tercapai pada akhir tahun 2014. Sedangkan sampai saat ini baru 1100 wi-fi yang
telah di broad band oleh PT. Telkom. Untuk mempercepat penetrasi broadband PT
Telkom mengratiskan pemasangan wi-fi bagi setiap rumah yang memiliki sambungan
telepon rumah dengan beban gratis selama satu bulan. “Salah satu tujuan kami memasang broad band
agar masyarakat bisa memanfaatkannya untuk sesuatu yang produktif,” kata Ivone.
Sebagai
generasi kebanggaan Banyuwangi, mari kita apresiasi terobosan baru tersebut.
Kita maksimalkan media yang telah disiapkan secara cuma-cuma oleh Pemerintah
Banyuwangi untuk semakin mempromosikan Banyuwangi. Coba refresh memori kita,
bukankah Banyuwangi juga memiliki budaya yang melimpah untuk dijadikan hormon
penarik wisatawan lokal maupun internasional? Mari mulai mencari ide-ide
kreatif, mungkin dengan membuat game online
sederhana ber-iconkan Tari Gandrung maupun budaya lain dari Banyuwangi seperti
Kebo-Keboan. Icon yang kreatif ini selain memperkenalkan budaya yang
dimiliki Banyuwangi, juga sekaligus merangsang seluruh generasi kebanggaan
Banyuwangi untuk terus menuangkan potensi yang mereka miliki dengan menggunakan
media yang telah tersedia.
Bagaimanapun
juga, kita semua lahir dan dapat bertahan hidup dari tanah dan air Banyuwangi.
Sudah sewajibnya apabila kita mempersembahkan segenap hidup untuk Banyuwangi
pula. Jika bukan kita, siapa lagi? Jika tidak mulai dari sekarang, kapan lagi? BERSATU DAN OPTIMIS UNTUK MEMBANGUN
BANYUWANGI TERCINTA. SAYA LARE BANYUWANGI DAN SAYA BANGGA !